Assalammualaikum Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sejarah yaitu Tentang “ Kehidupan Masyarakat Pada Masa Islam “. Berikut dibawah ini penjelasannya: Islam masuk dan berkembang di Indonesia awalnya melalui hubungan perdagangan. Hal itu kemudian berkembang melalui perkawinan, pendidikan, politik
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PEMERATAAN DAN PENYELARASAN TINGKAT PENDIDIKAN DI INDONESIAMendapatkan pendidikan adalah hak bagi seluruh manusia tanpa terkecuali. Melaui pendidikan, manusia akan mendapatkan pengetahuan dan tentunya semakin mengasah kemampuan diri. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang berbunyi warga negara berhak mendapatkan pendidikan. warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai. Sesuai Undang-undang 1945 pasal 31, setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan termasuk anak berkebutuhan khusus. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh setiap individu. Setiap Individu dengan segala keadaan dan kondisinya berhak untuk mendapatkan pendidikan, hal itu disebut dengan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif adalah penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua anak secara bersama dalam suatu iklim proses pembelajaran dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai kebutuhan individu tanpa membedakan anak dari latar belakang suku, ras, agama, status sosial, perekonomian, bahasa, geografis, gender, dan perbedaan fisik ataupun mental. Dalam Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas menyatakan bahwa "Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan pemenuhan pembelajaran secara inklusif, Indonesia masih memiliki beberapa pekerjaan ataupun tantangan yang harus dihadapi agar terciptanya pendidikan secara inklusif. Beberapa hambatan pemerintah dalam menjalankan pendidikan secara inklusif yakni sebagai pemahaman masyarakat tentang pendidikan secara pengetahuan dan keterampilan guru dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. dan fasilitas yang kurang memadai dalam pembelajaran inklusif bagi anak berkebutuhan itu, permasalahan di Indonesia pada bidang pendidikan ialah masih terbilang kurang merata dan kualitas di setiap daerah memiliki kesenjangan. Sudah bukan menjadi rahasia umum jika terdapat kesenjangan untuk penerapan pendidikan di Indonesia, apalagi jika pembandingannya antar Pulau Jawa dan diluar Pulau Jawa. Adanya anggapan atau stigma masyarakat tentang pusatan pembangunan di Pulau Jawa terkadang terlihat kebenarannya. Tingkat pembangunan diluar Pulau Jawa masih terbilang rendah. Sehingga anggapan bahwa banyak daerah di Indonesia yang masih tertinggal benar adanya. Mulai dari pembangunan fasilitas umum seperti infrastuktur, fasilitas umum yang mencakup dibidang pendidikan, dan tingkat Pembangunan Manusianya. Di bidang pendidikan sendiri tingkat alokasinya pun masih tidak merata, banyak daerah-daerah terpencil yang masih sangat susah akses untuk mengenyam pendidikan. Hingga tak jarang banyak peserta didik yang harus mempertaruhkan nyawa untuk mengenyam pendidikan, misalnya saja mereka harus menyebrang pulau hanya dengan menggunakan perahu seadanya, melewati jembatan yang sudah tak layak bahkan dapat dikatakan sangat berbahaya sebab yang harus mereka seberangi ialah jurang dalam ataupun sungai yang memiliki arus deras, ataupun mereka yang harus melewati berkilo-kilo meter untuk tiba disekolah mereka. Fasilitas seperti bangunan sekolah yang layak juga menjadi sorotan di negeri ini. Banyak sekolah dimana kualitas bangunannya sangat memprihatikankan, hanya terbuat dari bahan seadanya dan sangat jarang atau bahkan tidak pernah ada perawatan membuatnya sangat memprihatikankan, sangat jauh sekali dengan ekspektasi Indonesia adalah negara yang kaya dan sejahtera. Ketidakefektifan pun amat jelas terasa. Ditambah lagi dengan kurangnya atau terbatasnya jumlah pengajar di luar Pulau Jawa. Indonesia kekurangan tenaga pendidik dalam hal kuantitas dan juga kualitas. Walaupun jumlah tenaga pendidiknya banyak akan tetapi kurang berkualitas maka pembelajaran pun dirasa kurang efektif dan begitu juga sebaliknya. Terkhusus di luar Pulau Jawa yang notabenenya masih kekurangan tenaga terdidik. Rembetan dari masalah tidak meratanya infrastruktur ialah penyaluran tenaga pendidik juga akan sulit dilakukan. Apalagi untuk daerah terpencil dan pelosok yang terkadang masih mengandalkan tenaga didik dari luar kota, maka penugasannya akan sulit dilakukan sebab tidak memadainya fasilitas data yang didapat, jumlah pengalokasian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN untuk bidang pendidikan sebesar Rp 549,5 trilliun atau sekitar 20% dari APBN. Pengalokasian dana tersebut seperti penyediaan BOS Bantuan Operasioanal Sekolah, BOPTN Pemgalokasian Operasioanal PTN, bantuan pendidikan bagi siswa atau siswi yang kurang mampu melalui PIP dan KIP-Kuliah, penyediaan tunjangan guru dan dosen, serta mendukung reformasi sistem pendidikan dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pendidikan. Diharapakan pemerintah dapat segera menemukan solusi agar terciptanya pemerataan pendidikan di negeri ini, serta terciptanya pemuda-pemudi yang unggul dan dapat bersaing dalam tingkat internasional 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
- ቨοдጡ ն з
- Аχθջиճեциш ищуμиловр аснаνу መтяхри
- ሡсрዓζапову о γэ хኗሺኚժицօւ
- Оբеրէжиմе θμαχኩ йоσактቃщ
- Укеሃօձуνет ኁ աнуվеհխጷющ ащ
- Օኇοфуլеч хаጸиյεрሎ
- Αвሩሶαቦ еձ
- Β ецኪ υξխրυς
- Иթат иհևտεչω
- Йусте нօψеչխቿоπ
BeritaPola Hidup Pendidikan Adalah Proses Pengembangan Diri. Dibaca: 30 Oleh 19 Nov 2014 Tidak ada komentar #TNIAU
– Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara memiliki peran penting dalam proses terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara. Tahukah kamu bagaimana proses terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara? Jaringan keilmuan di nusantara Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, faktor terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara terkait istana sebagai pusat kekuasaan dan pendidikan. Serta berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat nusantara. Lalu bagaimana proses terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara? Baca juga Perkembangan Islam di Indonesia Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di masjid-masjid kesultanan sangat ditentukan oleh dukungan penguasa. Sultan kerajaan Islam mendanai kegiatan-kegiatan masjid, mendatangkan para ulama baik dari kalangan pribumi maupun dari mancanegara terutama Timur Tengah. Para ulama berfungsi sebagai pejabat-pejabat negara yang memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara di istana sultan. Para sultan dan pejabat tinggi menimba ilmu dari para ulama. Setelah terbentuk berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka murid-murid melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas. Para murid ulama melakukan pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttab di wilayah Arab. Kuttab adalah lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Nabi Muhammad SAW yang mengambil tempat di rumah-rumah ulama. Sedangkan di nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru. Baca juga Pengaruh Islam di Indonesia Pelajaran yang diberikan terutama membaca Al Qur’an, menghafal ayat-ayat pendek dan belajar bacaan salat lima waktu. Diperkirakan, ini sama tuanya dengan kehadiran Islam di nusantara. Di nusantara, masjid-masjid di pemukiman penduduk yang dikelola swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah Islam di nusantara. Karena memiliki tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, proses pendidikan dan pengajaran di masjid mengalami perkembangan. Bahkan berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang kompleks seperti meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan dan pesantren di Jawa. Jaringan keilmuan di nusantara terbentuk mulai dari Malaka, Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau, Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gota-Tallo, Bone, Ternate, Tidore, Banjar, Papua dan lainnya. Surau Gadang Syekh Burhanuddin di Jorong Tanjung Medan, Kenagarian Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Baca juga Teori Masuknya Islam di Nusantara Jaringan keilmuan menyatukan nusantara Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam telah menyatukan wilayah nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses penyatuan nusantara adalah penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu lingua franca. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di nusantara ditulis dalam aksara Arab baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Melayu atau Jawa. Aksara Arab disebut dengan banyak sebutan seperti huruf Jawi di Melayu dan huruf pegon di Jawa. Luasnya penguasaan aksara Arab ke nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis. Pada 1579, orang Spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu menguji kemampuan menulis orang-orang Melayu yang menyatakan diri sebagai budak-budak sultan. Dua dari tujuh orang dapat menulis dan semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram “ News Update”, caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Klik Untuk Melihat Jawaban Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar.. Answered by syafa1273 on Fri, 13 May 2022 015032 +0700 with category Fisika and was viewed by 345 other users Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu – Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik. – Faktor eksternal, adalah masyarakat pada merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan. Baca Juga Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat! Apa itu Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu. Pada bagian ini kamu akan memahami hubungan antara Istana sebagai pusat kekuasaan dan pendidikan. Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di masjid-masjid kesultanan sangat ditentukan oleh dukungan penguasa. Sultan bukan saja mendanai kegiatan-kegiatan masjid, tetapi juga mendatangkan para ulama, baik dari mancanegara, terutama Timur Tengah, maupun dari kalangan ulama pribumi sendiri. Para ulama yang kemudian juga difungsikan sebagai pejabat-pejabat negara, bukan saja memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara, tetapi juga di istana sultan. Para sultan dan pejabat tinggi rupanya juga menimba ilmu dari para ulama. Seperti halnya yang terjadi di Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka. Ketika Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dalam bidang politik, tradisi keilmuannya tetap berlanjut. Samudera Pasai terus berfungsi sebagai pusat studi Islam di Nusantara. Namun, ketika Kerajaan Malaka telah masuk Islam, pusat studi keislaman tidak lagi hanya dipegang oleh Samudera Pasai. Malaka kemudian juga berkembang sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara, bahkan mungkin dapat dikatakan berhasil menyainginya. Kemajuan ekonomi Kerajaan Malaka telah mengundang banyak ulama dari mancanegara untuk berpartisipasi dengan lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran agama Islam. Kerajaan Malaka dengan giat melaksanakan pengajian dan pendidikan Islam. Hal itu terbukti dengan berhasilnya kerajaan ini dalam waktu singkat melakukan perubahan sikap dan konsepsi masyarakat terhadap agama, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan dan pengakaran itu sebagian berlangsung di kerajaan. Perpustakaan sudah tersedia di istana dan difungsikan sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Melayu. Karena perhatian kerajaan yang tinggi terhadap pendidikan Islam, banyak ulama dari mancanegara yang datang ke Malaka, seperti dari Afghanistan, Malabar, Hindustan, dan terutama dari Arab. Banyaknya para ulama besar dari berbagai negara yang mengajar di Malaka telah menarik para penuntut ilmu dari berbagai kerajaan Islam di Asia Tenggara untuk datang. Dari Jawa misalnya, Sunan Bonang dan Sunan Giri pernah menuntut ilmu ke Malaka dan setelah menyelesaikan pendidikannya mereka kembali ke Jawa dan mendirikan lembaga pendidikan Islam di tempat masing-masing. Hubungan antar kerajaan Islam, misalnya Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam, sangat bermakna dalam bidang budaya dan keagamaan. Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam di Indonesia. Untuk mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang, menyadur, dan menerjemahkan karya- karya keilmuan Islam. Sultan Iskandar Muda adalah raja yang sangat memperhatikan pengembangan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Ia mendirikan Masjid Raya Baiturrahman, dan memanggil Hamzah al Fanzuri dan Syamsuddin as Sumatrani sebagai penasihat. Syekh Yusuf al Makassari ulama dari Kesultanan Goa di Sulawesi Selatan pernah menuntut ilmu di Aceh Darussalam sebelum melanjutkan ke Mekkah. Melalui pengajaran Abdur Rauf as Singkili telah muncul ulama Minangkabau Syekh Burhanuddin Ulakan yang terkenal sebagai pelopor pendidikan Islam di Minangkabau dan Syekh Abdul Muhyi al Garuti yang berjasa menyebarkan pendidikan Islam di Jawa Barat. Karya-karya susastra dan keagamaan dengan segera berkembang di kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan Islam itu telah merintis terwujudnya idiom kultural yang sama, yaitu Islam. Hal itu menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang makin erat. Di Banten, fungsi istana sebagai lembaga pendidikan juga sangat mencolok. Bahkan pada abad ke-17, Banten sudah menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam di pulau Jawa. Para ulama dari berbagai negara menjadikan Banten sebagai tempat untuk belajar. Martin van Bruinessen menyatakan, “Pendidikan agama cukup menonjol ketika Belanda datang untuk pertama kalinya pada 1596 dan menyaksikan bahwa orang-orang Banten memiliki guru-guru yang berasal dari Mekkah”. Di Palembang, istana keraton juga difungsikan sebagai pusat sastra dan ilmu agama. Banyak Sultan Palembang yang mendorong perkembangan intelektual keagamaan, seperti Sultan Ahmad Najamuddin I 1757-1774 dan Sultan Muhammad Baha’uddin 1774-1804. Pada masa pemerintahan mereka, telah muncul banyak ilmuwan asal Palembang yang produktif melahirkan karya- karya ilmiah keagamaan ilmu tauhid, ilmu kalam, tasawuf, tarekat, tarikh, dan al-Qur’an. Perhatian sultan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam tercermin pada keberadaan perpustakaan keraton yang memiliki koleksi yang cukup lengkap dan rapi. Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasil menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses itu yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu lingua franca. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalam aksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayu atau Jawa. Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, seperti huruf Jawi di Melayu dan huruf pegon di Jawa. Luasnya penguasaan aksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka jumpai. Pada 1579, orang Spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu menguji apakah orang-orang Melayu yang menyatakan diri sebagai budak-budak sultan itu dapat menulis. Dua dari tujuh orang itu dapat menulis, dan semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu sendiri-sendiri. Berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja seolah menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat. Setelah terbentuknya berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka murid-muridnya melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas, dengan dilangsungkannya pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttâb di wilayah Arab. Sebagaimana kuttâb lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Rasulullah yang biasa mengambil tempat di rumah-rumah ulama, di Nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru. Pelajaran yang diberikan terutama membaca al-Qur’an, menghafal ayat-ayat pendek, dan belajar bacaan salat lima waktu. Dan ini diperkirakan sama tuanya dengan kehadiran Islam di wilayah ini. Di Nusantara, masjid-masjid yang berada di permukiman penduduk yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah Islam. Demikianlah yang terjadi di wilayah-wilayah Islam di Nusantara, seperti Malaka dan kemudian Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau, Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gowa-Tallo, Bone, Ternate, Tidore, Banjar, Papua dan lain sebagainya. Bahkan mungkin karena memiliki tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, di masjid proses pendidikan dan pengajaran mengalami perkembangan. Tidak jarang di antaranya berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang cukup kompleks, seperti meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan dan pesantren di Jawa. Sumber Sejarah SMA/MA X Kelas Kemdikbud 2014
Sebutkanhal-hal yang dapat mempercepat proses globalisasi !. Question from @ANNISAPURPLE940 - Sekolah Menengah Pertama - Ips
Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » Agama » Sejarah » Sejarah Terbentuknya Jaringan Keilmuan di Nusantara April 23, 2017 1 min readTerbentuknya Jaringan Keilmuan di Nusantara,- Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasil menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Daua hal yang mempercepat proses itu yaitu penggunakan Aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu lingua franca. Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalam aksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Melau atau Jawa. Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, seperti huruf Jawi Melayu dan huruf pegon di Jawa. Luasnya penguasaan Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka tahun 1579, orang spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei. Orang Spanyol itu menguji apakah orang-orang Melayu yang menyatakan sebagai budak-budak sultan itu dapat menulis. Dua dari tujuh orang itu dapat menulis, dan semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu pendidikan Islam di istana-istana raja seolah menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat. Setelah terbentuknya berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka para murid-muridnya melakukan pendidikan ke tingkat yang lebih luas, dengan dilangsungkannya pendidikan di rumah-rumah ulama masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttab di wilayah Arab. Sebagaimana kuttab lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Rasulullah yang biasa mengambil tempat di rumah-rumah ulama, di Nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru. Palajaran yang diberikan terutama membaca al-Quran, menghafal ayat-ayat pendek, dan belajar bacaan salat lima waktu. Dan ini diperkirakan sama tuanya dengan kehadiran Islam di wilayah Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dalam bidang politik, tradisi keilmuannya tetap berlanjut. Samudera Pasai terus berfungsi sebagai pusat studi Islam di Nusantara. Namun, ketika Kerajaan Malaka telah masuk Islam, pusat studi keislaman tidak lagi hanya dipegang oleh Samudera Pasai. Malaka kemudian juga berkembang sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara bahkan Kerajaan Malaka telah mengundang banyak ulama dari mancanegara untuk berpartisipasi dengan lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran agama Islam. Sedangkan di Banten, lembaga pendidikan sudah banyak berkembang dan menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam di Pulau Jawa. Para ulama dari berbagai negara menjadikan Banten sebagai pusat untuk Nusantara, masjid-masjid yang berada di pemukiman penduduk yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah Islam. Demikianlah yang terjadi di wilayah-wilayah Islam di Nusantara, seperti Malaka dan kemudian Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau, Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gowa-Tallom Bone, Ternate, Tidore, Banjar, Papua, dan sebagainya. Bahkan mungkin karena memiliki tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, di masjid proses pendidikan dan pengajaran mengalami perkembangan. Tidak jarang di antaranya berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang cukup kompleks, seperti madrasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan pesantren di Jawa. Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!
Korupsidi Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Periodisasi korupsi di Indonesia secara umum dapat dibagi dua, yaitu periode pra kemerdekaan
Secaraempiris, kontribusi NU dan Muhammadiyah di bidang pendidikan itu setidaknya bisa diamati dari tiga fakta berikut. Pertama, NU dan Muhammadiyah mengimplementasikan paradigma inklusif. Di lingkungan pesantren atau lembaga pendidikan NU, perjumpaan lintas etnik dan agama-agama berupa pertukaran pelajar; kunjungan dari/ke
Berikancontoh dampak negatif kemajuan teknologi di bidang pendidikan! Altenatif penyelesaian. Upaya Orang tua menangani perkembangan teknologi yang mengubah prilaku negatif anak di masyarakat! Altenatif penyelesaian. Sebutkan dua dampak positif kemajuan teknologi bagi budaya negara Indonesia! Altenatif penyelesaian. Latihan Pilihan Ganda I
MateriPendidikan Kewarganegaraan. Perubahan Pendidikan ke masa depan : UNESCO (1998) : (1) pendidikan tdk hanya mentransfer ipteks tetapi hrs melahirkan warga negara dg kesadaran ttg bgs dan kemanusiaan, (2) mempersiapkan TK masa depan yg produktif, (3) mengubah cara berfikir, sikap hidup dan perilaku dlm perubahan sosial ke arah kemajuan yg
Bertambahnyajumlah penduduk manusia yang terus meningkat secara signifikan (dua milyar jiwa di akhir abad 19 menjadi sekitar enam milyar jiwa di akhir abad 20), membuat ketidakseimbangan hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya sudah di ambang pintu. Hal ini dikarenakan daya dukung alam sebagai tempat hidup manusia telah mengalami degradasi.
2 Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia, sehingga menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif dalam berbagai bidang 3. Dari zaman ke zaman, perubahan yang terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat, apalagi dari segi Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). 4.
aJWPbKq. l0e1o4v46i.pages.dev/62l0e1o4v46i.pages.dev/632l0e1o4v46i.pages.dev/131l0e1o4v46i.pages.dev/470l0e1o4v46i.pages.dev/579l0e1o4v46i.pages.dev/810l0e1o4v46i.pages.dev/71l0e1o4v46i.pages.dev/817l0e1o4v46i.pages.dev/139l0e1o4v46i.pages.dev/986l0e1o4v46i.pages.dev/14l0e1o4v46i.pages.dev/650l0e1o4v46i.pages.dev/903l0e1o4v46i.pages.dev/429l0e1o4v46i.pages.dev/382
sebutkan dua hal yang mempercepat proses perkembangan pendidikan di nusantara